Bagaimana cara membuat back end website? Jika Anda ingin membuat sebuah website, salah satu hal yang harus Anda perhatikan adalah pembuatan back end. Back end merupakan sisi dari website yang tidak terlihat oleh pengguna, tetapi sangat penting untuk mengatur semua data dan fungsi yang ada di dalam website. Jika Anda ingin membuat sebuah website dengan fungsi yang kompleks, maka Anda harus bisa membuat back end yang baik dan efisien. Berikut adalah panduan lengkap cara membuat back end website.
Apa itu Back End Website dan Cara Membuat Back End Website?
Sebelum memulai cara membuat back end website, Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu back end website. Back end website merupakan sisi dari website yang berfungsi untuk mengatur semua data dan fungsi yang ada di dalam website. Back end website ini tidak terlihat oleh pengguna, tetapi sangat penting untuk menjalankan website dengan baik.
Memilih Bahasa Pemrograman
Langkah pertama dalam cara membuat back end website adalah memilih bahasa pemrograman yang akan digunakan. Ada beberapa bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk cara membuat back end website, di antaranya adalah:
1. PHP
PHP merupakan bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan untuk membuat back end website. Bahasa pemrograman ini mudah dipelajari dan memiliki banyak library dan framework yang dapat membantu dalam pembuatan back end website.
2. Python
Python juga merupakan bahasa pemrograman yang populer untuk membuat back end website. Python memiliki sintaks yang mudah dipahami dan banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi web.
3. Ruby
Ruby adalah bahasa pemrograman yang digunakan dalam framework Ruby on Rails. Framework ini memudahkan pembuatan back end website dengan fitur-fitur yang sudah tersedia.
Ada juga bahasa pemrograman yang digunakan untuk website yang profesional.
Menyiapkan Environment
Setelah memilih bahasa pemrograman yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan environment untuk pembuatan back end website. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah:
1. Text Editor
Anda membutuhkan text editor untuk menulis kode program. Ada banyak text editor yang dapat digunakan, di antaranya adalah Visual Studio Code, Sublime Text, dan Atom.
2. Web Server
Web server digunakan untuk menjalankan aplikasi web yang telah dibuat. Anda dapat menggunakan Apache atau Nginx sebagai web server.
3. Database
Database digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan oleh website. Ada banyak jenis database yang dapat digunakan, di antaranya adalah MySQL, PostgreSQL, dan MongoDB.
Membuat Struktur Folder
Setelah menyiapkan environment, langkah selanjutnya adalah membuat struktur folder untuk back end website. Struktur folder yang baik akan memudahkan Anda dalam mengorganisir file-file program yang akan dibuat. Berikut adalah contoh struktur folder untuk back end website:
├── app
│ ├── controllers
│ ├── models
│ └── views
├── config
│ ├── database.php
│ └── routes.php
├── public
│ ├── css
│ ├── img
│ └── js
└── vendor
├── composer
├── autoload.php
└── ...
Membuat Database
Setelah membuat struktur folder, langkah selanjutnya adalah membuat database. Database akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan oleh website. Anda dapat menggunakan MySQL sebagai database server. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat database:
- Buka aplikasi phpMyAdmin pada web server.
- Buat sebuah database baru dengan memilih menu “Database” dan memasukkan nama database yang diinginkan.
- Buat tabel-tabel yang diperlukan dalam database baru dengan menentukan nama tabel, kolom-kolom yang diperlukan, dan tipe data untuk setiap kolom.
Membuat Koneksi ke Database
Setelah membuat database, langkah selanjutnya adalah membuat koneksi antara back end website dengan database. Koneksi ini diperlukan untuk mengambil dan menyimpan data pada database. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat koneksi ke database:
- Buka file “database.php” pada folder “config”.
- Masukkan informasi tentang koneksi ke database, seperti nama server, nama pengguna, dan password.
- Buat sebuah koneksi ke database dengan menggunakan fungsi “mysqli_connect()”.
Membuat Model
Setelah membuat koneksi ke database, langkah selanjutnya adalah membuat model. Model digunakan untuk mengakses dan memanipulasi data pada database. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat model:
- Buat sebuah file baru pada folder “app/models”.
- Tulis kode program untuk mengambil dan memanipulasi data pada database.
- Simpan file tersebut dengan nama yang sesuai dengan model yang dibuat.
Membuat Controller
Setelah membuat model, langkah selanjutnya adalah membuat controller. Controller digunakan untuk mengatur tampilan website dan menghubungkan antara model dan view. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat controller:
- Buat sebuah file baru pada folder “app/controllers”.
- Tulis kode program untuk mengatur tampilan website dan menghubungkan antara model dan view.
- Simpan file tersebut dengan nama yang sesuai dengan controller yang dibuat.
Membuat View
Setelah membuat controller, langkah selanjutnya adalah membuat view. View digunakan untuk menampilkan data pada website. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat view:
- Buat sebuah file baru pada folder “app/views”.
- Tulis kode program untuk menampilkan data pada website.
- Simpan file tersebut dengan nama yang sesuai dengan view yang dibuat.
Menggunakan Framework
Jika Anda ingin membuat back end website dengan cepat dan mudah, Anda dapat menggunakan framework. Framework adalah kerangka kerja yang telah disediakan fitur-fitur untuk mempermudah pembuatan back end website. Ada beberapa framework yang populer, di antaranya adalah Laravel (untuk PHP), Django (untuk Python), dan Ruby on Rails (untuk Ruby).
Dengan menggunakan framework, Anda tidak perlu membuat semua komponen back end website dari awal. Framework telah menyediakan fitur-fitur seperti routing, database ORM, dan template engine yang dapat mempermudah pembuatan back end website.
Kesimpulan
Membuat back end website memang tidak mudah, tetapi dengan panduan yang tepat dan kesabaran, Anda bisa membuat back end website yang baik dan efisien. Memilih bahasa pemrograman, menyiapkan environment, membuat struktur folder, membuat database, membuat koneksi ke database, membuat model, membuat controller, membuat view, dan menggunakan framework, adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembuatan back end website.
Pastikan Anda memahami setiap langkah yang harus ditempuh dan jangan ragu untuk mencari bantuan dari sumber belajar lainnya seperti buku, video tutorial, atau forum online. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep yang dibutuhkan dalam pembuatan back end website.
FAQ
- Apa itu back end website?
Back end website adalah sisi dari website yang tidak terlihat oleh pengguna dan berfungsi untuk mengatur semua data dan fungsi yang ada di dalam website.
- Apa saja bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat back end website?
Beberapa bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk membuat back end website adalah PHP, Python, dan Ruby.
- Apa saja hal yang harus disiapkan sebelum membuat back end website?
Hal yang harus disiapkan adalah text editor, web server, dan database server.
- Apa itu framework?
Framework adalah kerangka kerja yang telah disediakan fitur-fitur untuk mempermudah pembuatan back end website.
- Apakah harus menggunakan framework dalam cara membuat back end website?
Tidak harus, tetapi menggunakan framework dapat mempermudah dan mempercepat proses pembuatan back end website.
Sekilas tentang cara membuat back end website
Baca juga Perbedaan Blog dan Website